Selasa, 08 Desember 2009

Seutas Doa Sang Dewi Malam

Disudut seberang jalan sana terlihat seorang Dewi Malam dengan make up nya yang tebal serta rayu dan canda yang menggoda kepada setiap orang yang melintas melewati hadapannya.Berpisah dari keramaian ibukota, ditemani oleh nyamuk-nyamuk nakal serta selimut debu-debu jalanan yang semakin melekat membaluti sekujur tubuh indahnya itu,Nampak jelas kecemasan terpancar dalam raut wajahnya di saat orang yang diharapkannya datang,namun,tak kunjung datang juga.

Seutas doa pun dia ucapkan kepada Tuhan,agar Ia memberikan sedikit rejeki nya untuk malam ini dan untuk kelangsungan hidupnya serta anaknya yang masih kecil itu,dia pun sempet berucap “Apa Esok Hari Anakku Masih Bisa Menelan Nikmatnya Sebutir Nasi”,bahkan dia sempat ragu ketika dia berdoa kepada Tuhan apakah aku yang hina ini masih layak meminta kepada mu Tuhan?Sebab di dalam diriku hanya ada ribuan dosa yang menumpuk

Sepanjang malam ia selalu berdoa agar Tuhan memberi sedikit rejekinya untuk dia.Angin malam semakin kencang berhembus,nampak dia melekukkan tubuhnya,sebab angin yang berhembus semakin kencang dan merasuk ke dalam tubuh sang Dewi Malam itu,dan dia pun merasa kedinginan karena pakaian yang dia gunakan sangat lah tipis.Kini dia hanya bisa menunggu harapan yang tak kunjung pasti kapan datangnya,dan berharap semoga anaknya esok bisa mendapatkan sesuap nasi dari hasil keringat hina ibunya ini.

Senin, 07 Desember 2009

Canda Tawa Kaum Kumuh Ibukota

Seorang bocah dekil lugu dan kusam sedang berlari-larian mengejar layangan yang putus di pinggiran rel kereta api ibukota,Nampak keceriaan terpancar dari raut wajahnya itu,padahal rumah gubuk yang ditempatinya baru saja digusur ,tak ada beban terpancar di wajahnya,dan tak ada penyesalan yang berarti dalam dirinya.

Nampaknya ia selalu menjalani hari-harinya dengan canda dan tawa,bahkan terkadang ia rela mengamen di jalan untuk mendapatkan sedikit uang perak ,ia tak pernah sedikit pun menyalahkan nasib yang membuatnya terlahir menjadi kaum miskin ,dia hanya selalu berfikir bagaimana caranya supaya hari ini dan esok ia bisa makan dengan keluarga-keluarga nya itu.

Dia seorang bocah kecil yang ceria, selalu bergelut dengan kerasnya dunia,selalu melawan waktu demi sebuah impian yang berarti di dalam dirinya,walau terkadang ia merelakan waktu bermainnya untuk mencari sesuap nasi,bahkan dia pun selalu berharap dan berdoa kepada Tuhan supaya ia bisa menjadi yang lebih baik dari hidupnya yang sekarang.